Cernak Kompas:Mengejar Layang-layang
Hai Para Bunda…..
Pernahkah anda mencoba untuk menulis cernak buat kompas anak?? Saya pernah hanya sekali. Iseng-iseng mencoba kirim buat kompas. Ceritanya sederhana. Terinspirasi oleh adik dan ayah saya yang dulu biasanya cari layang-layang di sawah. Eh, ternyata dimuat lho…Tapi nunggu 9 bulan waktu itu, saya saja sampai lupa. Dan sayapun juga tidak tahu versi di korannya seperti apa, ini versi aslinya.
MENGEJAR LAYANG-LAYANG
Rayhan adalah anak yang periang. Ia mempunyai banyak teman di kampungnya. Meskipun Reyhan adalah anak orang kaya, ia tak pernah sombong dan mau bermain dengan teman-teman sebayanya di kampung.
Tiap sore, selesai mengaji Reyhan selalu bermain bersama teman-temannya. Terkadang bermain bola, berkejar-kejaran ataupun bermain layang-layang.
“Eh, hari ini kita main apa?”tanya Rayhan pada temannya.
“Gimana kalau hari ini kita main layang-layang” jawab Riko, temannya.
“Tapi, aku tak punya layang-layang?” tanya Rayhan lagi.
“Ah, tenang saja, ada Bapakku di sini. Kita kejar layang-layang yang sudah putus saja. Tak perlu beli kan..”jawab Riko dengan riang.
Rayhan bersama Riko dan teman-temannya yang lain, sepakat mengejar layang-layang yang putus. Mereka nampak bahagia sekali. Apalagi, Riko yang ditemani bapaknya.
Hem…kapan ya Ayah bisa menemani Rayhan main seperti Bapaknya Riko. Gerutu Rayhan dalam hati.
Usai bermain layang-layang, Riko berkumpul dengan teman-temannya
“Eh teman-teman. Besok kita main layang-layang lagi ya. Tapi ajak Bapak kalian. Biar kita bisa bersama-sama mencari layang-layang putus lebih banyak lagi”kata Riko.
***
Semenjak saat itu, Rayhan tak pernah lagi muncul bermain bersama teman-temannya. Semua temannya mencari keberadaan Rayhan. Riko dan teman-teman, sepakat mengunjungi rumah Rayhan. Ternyata Rayhan sakit panas dan belum juga sembuh hingga sekarang.
Ibu Rayhanpun sangat khawatir dengan keadaan Rayhan.
“Rayhan, bilang sama ibu, Rayhan pengen apa?” tanya ibu cemas
“Rayhan pengen layang-layang Ma” jawab Rayhan singkat
“Oke, besok dibelikan ayah yang besar dan bagus ya”
Rayhan hanya diam saja
***
Keesokan harinya, datanglah layang-layang besar dan bagus berbentuk ikan terpajang di kamar Rayhan. Namun, anehnya Rayhan tidah gembira sama sekali. Rayhan hanya memandangnya sambil menangis. Ayah dan Ibu Rayhan bingung. Sebenarnya apa yang diinginkan anaknya.
Akhirnya ayah berpikir untuk menemui teman-teman Rayhan. Mungkin saja mereka tahu kenapa mendadak Rayhan seperti itu, padahal sebelumnya Rayhan adalah anak yang periang.
“Riko, tahu nggak, kenapa Rayhan sakit dan selalu murung, memang kalian main apa sebelum Rayhan sakit?” tanya Ayah
“Kami main layang-layang om. Trus hari berikutnya kami sepakat membawa ayah bermain bersama kami untuk mengejar layang-layang yang putus di kampung ini”, jawab Riko
“Ow, begitu ya, terima kasih ya Riko”jawab Papa sedikit tersentak
Akhirnya Ayah dan Ibu Rayhan mengerti, penyebab Rayhan sakit dan murung seperti sekarang ini. Dengan segera, ayah dan Ibu menemui Rayhan di kamarnya
“Sayang, kenapa tidak bilang Ayah, jika Rayhan ingin bermain layang-layang ditemani papa” tanya papa sedih
“Rayhan takut Yah, Rayhan takut kalau Ayah marah. Sebenarnya Rayhan tidak mau layang-layang baru. Rayhan mau mengejar layang-layang putus bersama Ayah” jawab Rayhan sambil terisak.
“Rayhan, lain kali bilang ya sama Ayah apa maunya Rayhan. Ayah janji besok kita mengejar layang-layang bersama ya…” jawab Ayah Rayhan
Beneran Yah…Horee”…sambut Rayhan girang
***
Ajaib sekali. Kondisi Rayhan mendadak pulih sore ini. Dia dan Ayahnya bersiap-siap menuju tanah lapang di perkampungan. Mata Rayhan tampak berbinar. Mimpi yang dipendamnya selama ini untuk bermain mengejar layang-layang bersama sang ayah akhirnya terwujud. Ayah Rayhanpun sangat bahagia melihat sang buah hati Rayhan kembali ceria seperti dulu lagi. Ayah Rayhanpun baru menyadari bahwa bahagia bagi anak itu ternyata sederhana. Tak perlu mengeluarkan banyak uang. Hanya cukup memahami benar keinginan sang buah hati tercinta.